BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Koperasi
mempunyai kedudukan yang kuat dan sangat penting di dalam sistem perekonomian
nasional Indonesia, karena koperasi merupakan sokoguru perekonomian Indonesia,
hal tersebut sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang
berbunyi "Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan". Pasal tersebut secara implisit menunjukan bahwa kedudukan
koperasi sangat penting, karena koperasi merupakan badan usaha yang berdasarkan
azas kekeluargaan tersebut. Sehingga koperasi diyakini dapat diandalkan
untuk menopang perekonomian Indonesia.
Sebagai salah satu pelaku ekonomi
nasional, koperasi memiliki misi sebagai stabilisator ekonomi disamping
sebagai agen pembangunan. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian nasional
telah menyadarkan banyak pihak bahwa pengelolaan ekonomi yang mengandalkan
perusahaan besar telah membuat rapuh basis ekonomi nasional. Ketika krisis
moneter terjadi, banyak perusahaan besar yang mengalami stagnasi dan terpuruk
usahanya. Namun di tengah kondisi perekonomian nasional yang lemah tersebut
ternyata usaha kecil, menengah dan koperasi masih dapat bertahan dan menjadi
tumpuan untuk berperan dalam menjalankan roda perekonomian nasional.
Peran koperasi di dalam perekonomian nasional harus terus ditingkatkan
sehingga koperasi benar-benar mampu menjalankan peranannya dalam menggerakan
ekonomi rakyat. Banyak faktor yang menyebabkan perkembangan usaha
koperasi terkesan lambat (kecil) baik itu faktor yang bersumber dari intern
koperasi sendiri maupun yang bersumber dari luar koperasi. Secara umum
permasalahan yang timbul dalam pengembangan usaha koperasi berkaitan dengan
empat hal yakni kualitas pengurus, partisipasi anggota, permodalan sendiri dan
pengawasan.
Secara
normatif pengelola (pengurus) dalam organisasi koperasi memiliki fungsi yang
amat strategis yaitu bertindak sebagai pengusaha yang menjaga kesinambungan
koperasi sebagai lembaga ekonomi yang efisien. Rendahnya kualitas dari pengurus
koperasi disebabkan oleh berbagai faktor antara lain rendahnya kemampuannya
sebagai seorang wirausaha dalam mengelola koperasi. Hal ini yang
mengakibatkan proses manajemen koperasi lemah sehingga arah dan tujuan yang
hendak di capai koperasi tidak bisa diraih terutama dalam peningkatan
perkembangan usaha dari koperasi. Seperti yang diungkapkan oleh Partadiredja
(1995:9) “Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu Koperasi adalah
Manajemen”. Dengan kata lain berhasil tidaknya koperasi sangat tergantung pada
kemampuan manajemen, yang dalam hal ini dapat dilaksanakan oleh pengurus
ataupun oleh manajer.
Menurut
pengertian Nominalis Koperasi didekatkan dengan upaya kelompok-kelompok
individu yang bermaksud mewujudkan tujuan-tujuan umum yang konkritnya melalui
kegiatan ekonomi dilaksanakan secara bersama-sama bagi pemanfaatan bersama,
sehingga koperasi merupakan organisasi ekonomi yang otonom yang dimiliki oleh
para anggota dan ditugaskan untuk menunjang para anggotanya sebagai
rekanan/pelanggan dari perusahaan koperasi. Jika koperasi dipandang dari sudut
ekonomi, pengertian koperasi dapat dinyatakan dalam kriteria identitas yaitu
anggota sebagai pemilik dan sekaligus pelanggan. Ropke (1995 : 24) koperasi
adalah suatu organisasi bisnis yang para pemiliknya/anggotanya adalah juga
pelanggan utama perusahaan tersebut. Kriteria identitas suatu koperasi akan
merupakan dalil/prinsip identitas yang membedakan unit usaha koperasi dari unit
usaha yang lainnya.
Dari sudut
pandang kelengkapan unsur-unsur struktural, untuk disebut koperasi harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut : (1) Adanya kebutuhan bersama dari
sekumpulan orang atau individu yang sekaligus merupakan dasar kebersamaan atau
pengikat dari perkumpulan tersebut. (2) Usaha bersama dari individu-individu
untuk mencapai tujuan tersebut. (3) Perusahaan koperasi sebagai wahana untuk
pemenuhan kebutuhan. Perusahaan koperasi tersebut didirikan secara permanen dan
dikelola berdasarkan prinsip-prinsip koperasi. (4) Promosi khusus untuk
anggota.
Kebutuhan
bersama ini merupakan unsur-unsur struktural utama yang harus sudah dapat dirumuskan
secara tepat, dan terukur baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Tanpa perumusan yang jelas mengenai kebutuhan bersama tidak ada landasan untuk
pendirian koperasi. Disamping pengertian kebutuhan bersama, unsur kumpulan
individu-individu atau orang-orang sangat penting dalam koperasi, orang-orang
ini akan menjadi pelaku-pelaku yang sangat menentukan perkembangan koperasi.
Individu yang akan menjadi anggota koperasi mempunyai fungsi sebagai pemilik
sekaligus pelanggan dan harus melaksanakan kedua fungsi tersebut.
Apabila tidak
dapat melaksanakan fungsinya, koperasi tidak dapat berkembang. Fungsi anggota
sebagai pemilik ialah mampu dalam penyertaan permodalan koperasi. Sebagai
pelanggan mampu menggunakan jasa-jasa dari perusahaan koperasi. Fungsi ganda
dari anggota disebut identity principle merupakan ciri khas koperasi dan
menbedakan dari badan usaha lainnya. Dalam memenuhi kebutuhan individu-individu
tersebut ditempuh usaha bersama berdasarkan perhitungan-perthitungan yang
matang, bahwa pemenuhan kebutuhan individu tersebut dapat dipenuhi lebih
ekonomis melalui usaha bersama. Perusahaan koperasi yang berkerja secara
ekonomis ; Pertama perusahaan tersebur harus dapat bersaing dengan badan usaha
lainnya, ini disebut pemenuhan ”Market Test” : kedua harus dapat
memenuhi ”Paticipation Test”, yaitu memberikan manfaat khusus kepada
anggota. Unsur-unsur struktural harus mutlak ada, ketiadaan salah satu unsur
berarti tidak terpenuhinya kriteria koperasi.
Dari sudut
pandang aspek nilai, ideologis dan tujuan ekonomi sosial yang akan dicapai oleh
koperasi ialah penggunaan prinsip-prinsip didalam pengelolaan perusahaan
koperasi (bagi golongan Nominalist yang mutlak untuk eksistensi koperasi
yaitu unsur-unsur struktural tadi. Menghilangkan prinsip-prinsip koperasi
sebagian atau seluruhnya tidak menghilangkan eksistensi pengertian
koperasi asal unsur-unsur struktural tersebut lengkap). Prinsip-prinsip
koperasi yang diangkat dari pranata sosial yang ada dalam masyarakat merupakan
pedoman dalam pengelolaan perusahaan koperasi sekaligus untuk menciptakan
kelembagaan ekonomi yang ideal, tidak semata-mata kebutuhan ekonomi akan tetapi
juga kebutuhan sosial.
Pengertian
menurut Undang-Undang perkoperasian No. 25 tahun 1992, koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatan-kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Pendekatan
hukum secara murni mendefinisikan koperasi sebagai organisasi yang sah menurut
Undang-Undang, tidak memuaskan. Disamping definisi itu terlalu sempit untuk
menampung dan mencakup semua bentuk organisasi, juga di lain pihak banyak
organisasi yang terdaftar sebagai koperasi menurut Undang-Undang namun tidak
memenuhi ciri-ciri yang terdapat dalam definisi koperasi menurut pengertian
ekonomis dan sosiologis (Muenkner 1988 : 20). Selain itu definisi
koperasi menurut pengertian ekonomis dan sosiologis seringkali sangat sempit,
berbau ideologis, sehingga hanya dapat diterapkan di suatu negara tertentu
selama kurun waktu tertentu dan tidak dapat diterima secara umum. Untuk itu
kita perlu melihat pengertian koperasi secara umum, bagaimana keadaannya di
Indonesia, peranan pemerintah dan KUD serta partisipasi anggota koperasi.
Menurut Esensialist
(pengertian koperasi menurut hukum), adalah organisasi yang didaftarkan sebagai
organisasi koperasi menurut Undang-Undang koperasi di berbagai negara.
Undang-Undang koperasi dari berbagai negara dapat menggunakan kriteria yang
berbeda untuk merumuskan definisi koperasi menurut hukum sebagai persyaratan
bagi pendaftaran suatu organisasi koperasi. Menurut
Nominalist pengertian koperasi berdasarkan modern economic scientific
methode, sehingga timbul principle of identity, yakni anggota (members)
adalah sebagai pemilik (owners) sekaligus sebagai pelanggan (costumers).
Jika koperasi dikaitkan dengan upaya
kelompok-kelompok individu yang bermaksud mewujudkan tujuan-tujuan umum atau
sasaran-sasaran. konkritnya melalui kegiatan-kegiatan ekonomis yang
dilaksanakan secara bersama bagi pemanfaatan bersama. Persamaan antara koperasi dan
perusahaan kapitalis dapat disebut sebagai berikut: (1) Koperasi maupun
perusahaan kapitalis merupakan kegiatan usaha otonom, harus berhasil
mempertahankan dirinya dalam persaingan pasar. (2) Harus berhasil menciptakan
efisiensi ekonomi. (3) Harus dapat meningkatkan kemampuan dalam
keuangannya.
Organisasi
koperasi sebagai suatu sistem merupakan salah satu sub sistem dalam
perekonomian masyarakat. Organisasi koperasi hanyalah merupakan suatu unsur
dari unsur-unsur yang lainnya yang ada dalam masyarakat yang satu dengan
masyarakat yang lainnya dan saling berhubungan, saling tergantung dan saling
mempengaruhi sehingga merupakan satu kesatuan yang komplek. Dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya, organisasi koperasi sebagai sistem terbuka tidak dapat
terlepas dari pengaruh dan ketergantungan lingkungan, baik lingkungan luar
seperti ekonomi pasar, sosial budaya, pemerintah, teknologi dan sebagainya
maupun lingkungan dalam seperti kelompok koperasi, perusahaan koperasi,
kepentingan anggota dan sebagainya.
1.2. Maksud dan Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan
untuk mengevaluasi strategi Prim Dit Pol Air Polda Jateng yaitu dengan
menggunakan metode SWOT, dengan melihat kekuatan, kelemahan, ancaman, dan
peluang yang ada di Prim Dit Pol Air Polda Jateng.
Dengan mengetahui kekuatan,
kelemahan, ancaman, dan peluang yang ada diharapkan dapat tercipta strategi
yang cocok untuk diterapkan di Prim Dit Pol Air Polda Jateng, sehingga dapat
lebih maju dan lebih berkembang lagi.
BAB
II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Berdirinya Prim Dit Pol Air Polda
Jateng
Pada
tanggal 01 Juli 1976 berdirilah suatu perkumpulan Koperasi yang bernama
Koperasi Komando Sub Stasion Perairan 403 Semarang yang disingkat dengan
Kosubsionair 403 Semarang yang berkedudukan di Jl. Amurang 1 Kecamatan Semarang
Utara Kota Madya Semarang Profinsi Jawa Tengah yang daerah kerjanya meliputi DI
Kodya Kota Semarang.
Koperasi ini memiliki anggota sebanyak 19
orang serta simpanan pokok Rp. 2.500,-. Pada tanggal 01 Juli 1976 oleh rapat
khusus anggota diberi kuasa kepada :
a. Lettu Pol Untung Surapati, SH
b. Letda Pol Abdul Majid
c. Peltu AY Pramono
d. Serma Darso Tirwan
e. Serka Dajenal
Tesebut di
atas ke Departemen untuk mengurus surat-surat yang berkenaan untuk mendapat
pengesahan perkumpulan Koperasi Kodya Semarang, untuk mendapatkan badan hukum
koperasi tersebut, sehingga pada tanggal 09 Maret 1977 dengan Berbadan Hukum
9019/BH/VII/1977.
Berhubung Organisasi Kepolisian RI
mengalami perubahan Struktur Organisasi, maka Koperasi Kosubsionair mengalami
beberapa perubahan badan Hukum serta simpanan pokok maupun jumlah anggota.
a.
Pada
tanggal 23 Juni 1981 Perkumpulan Koperasi Kosubsionair 403 Semarang berubah
menjasi Sat Pol Air Dak IX/Jateng, serta simpanan pokok dari Rp. 2.500,-
menjadi Rp. 5.000,- serta jumlah anggota 31 orang, serta tempat kerja di Kodya
Semarang atau di luar Kota Kodya Semarang Badan Hukum 9019 A/BH/VI/tanggal
26-10-1981.
b.
Pada
tanggal 28-2-1985 Perkumpulan Koperasi Sat Pol Air Dak IX Jateng dirubah
menjadi perkumpulan koperasi Sat Pol Air Polda Jateng yang berbadan hukum 9019
B/BH/VI/tanggal 6 Agustus 1985 yang beranggotakan 103 orang.
c.
Pada
tanggal 6 Januari 1996 perkumpulan Koperasi Sat Pol Air Polda Jateng berubah
menjadi Perkumpulan Koperasi Sat Pol Airud Dit Samapta Pola Jateng dengan
Berbadan Hukum BH/9019 C/BH/PAR/KWK II/IX/1996, tanggal 30-9-1996 yang
beranggotakan 167 orang serta simpanan pokok yang semula Rp. 5.000,- menjadi
Rp. 10.000,- bagi anggota Prim Sat Pol Air baik yang lama maupun yang baru.
d.
Pada
tanggal 1 Februari 2000 perkumpulan Koperasi Sat Pol Airud Dit Samapta Polda
Jateng berubah menjadi Perkumpulan Koperasi Sat Pol Airud dengan berbadan Hukum
020/PAD/KCK/11.30/IV/2000/tanggal 11 April 2000 yang beranggotakan 146 orang.
Prestasi Prim Sat Pol Airud
Polda Jateng yang paling menonjol adalah
:
a. Tahun 1978 sampai 1985 klasifikasinya K-B
sedang
b. Tahun 1987 sampai 1992 klasifikasinya B
mantap
c. Tahun 1993 sampai sekarang A sangat mantap
d. Tahun 1997 mendapat juara ke III Koperasi
Tingkat Kodya Semarang Jenis Koperasi ABRI
2.2.
Data Umum
a.
Tugas Pokok
1. Membantu Kapuskoppol Polda Jateng dalam
pelaksanaan Perkoperasian yang berupaya mensejahterakan anggota Polri,
khususnya Dit Pol Air Polda Jateng dan keluarganya
2.
Berpedoman tugas pokok Primkoppol Dit Pol Air Polda
Jateng, adalah :
a)
Melanjutkan tugas-tugas yang belum terselesaikan
b)
Meningkatkan kesadaran anggota untuk berkoperasi
c)
Meningkatkan permodalan Primkoppol Dit Pol Air Polda
Jateng
d)
Memberikan bunga simpanan sukarela sebesar 5% per tahun
e) Dalam usaha menuju kemandirian diupayakan
3 (tiga) sehat yaitu sehat organisasi, sehat usaha dan sehat mental
b.
Kegiatan Usaha yang Dilaksanakan
1. Organisasi
a)
Sesuai Surat Keputusan Kapolda Jateng No. Pol. : Skep/678/XII/
2003 tanggal 18 Desember 2003 dan No. Pol. : SPRIN/04/ II/2002/ Pol Air tanggal
6 Februari 2002.
(1)
Pengurus
Ketua
: Aiptu Muchsin
Sekretaris
: Bripda
Mujiono
Bendahara : Bripda Laksono
(2)
Badan Pengawas
Ketua BP : Aiptu Agung Tri S.
(3)
Karyawan
Seksi
Usaha : Bipda Aji Setiawan
Juru
Buku : Pengatur Hidajah Mudjajanti
b) Pembina
(1)
Dir Pol Air Polda Jateng sebagai pemegang kebijaksanaan
(2)
Kapuskoppol Jateng sebagai pembina di bidang penyuluhan
dan tehnik pengembangan
(3)
Kakandepkop dan PPK Kodia Semarang sebagai pembina di
bidang organisasi dan administrasi
c)
Anggota
(1)
Jumlah awal tahun 2007 = 191 orang
(2)
Anggota yang keluar = 15 orang
176
orang
(3)
Anggota yang masuk = 4 orang
180
orang
(4)
Calon anggota yang masuk = 10
orang
Jumlah anggota 190
orang
d)
Administrasi
(1) Mencatat alat-alat perlengkapan organisasi
serta kegiatannya
(2) Menyediakan serta mengeola buku
administrasi
(3) Menyelenggarakan RAT serta rapat antar
pengurus
(4) Membuat laporan secara periodik
2. Bidang Usaha
Usaha Primkoppol Dit Pol Air Polda Jateng adalah :
a.
Unit simpan pinjam
b.
Unit pertokoan
c.
Bekerjasama dengan toko elektronik bagi anggota yang
membutuhkan perlengkapan elektronik
d.
Sesuai anggaran rumah tangga Primkoppol Dit Pol Air
Polda Jateng dan peraturan khusus ada dua macam bunga pinjaman, yaitu :
(1)
Bunga 1,5% untuk pinjaman biasa
(2)
Bunga 1% untuk pinjaman pendidikan anak, menikah,
melahirkan, biaya berobat serta pendidikan ang diadakan oleh Polri
BAB
III
ASPEK KEUSAHAWANAN
Analisis SWOT merupakan cara sistematis untuk mengidentifikasikan faktor-faktor strenghts, weaknesses, opportunities dan threats dan strategi yang menggambarkan
kecocokan paling baik diantara keempat faktor tersebut. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan
kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT
menunjukkan peran penting dari identifikasi kekuatan dan kelemahan intern dalam
pencarian strategi yang efektif.
Pencocokan yang cermat antara peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan
dengan kekuatan dan kelemahannya merupakan saripati dari formulasi strategi
yang tepat. Analisis ini akan berlanjut dengan penggambaran matrik SWOT
yang mengilustrasikan empat kemungkinan strategi yaitu strategi Strenghts
Opportinities (SO), strategi Weaknesses Opportunities (WO), strategi Strenght Threats (ST) dan strategi Weaknesses
Threats (WT). Peluang adalah situasi
yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman adalah situasi yang
tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kekuatan adalah sumber daya, ketrampilan atau
keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang
dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan.
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, ketrampilan dan kapabilitas yang secara
serius menghambat kinerja efektif perusahaan.
Pengembangan Koperasi Dengan Analisis SWOT memberikan penjelasan tentang
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan sebagai berikut : analisis
internal merupakan proses dengan mana perencanaan strategi mengkaji pemasaran,
penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan
perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana
perusahaan mempunyai kemampuan yang penting, sehingga perusahaan memanfaatkan
peluang dengan cara yang paling efektif dapat menangani ancaman didalam
lingkungan.
Sedangkan faktor tertentu dalam lingkungan eksternal dapat menyediakan
dasar-dasar bagi menejer untuk mengantisipasi peluang dan merencanakan
tanggapan yang tepat sesuai dengan peluang yang ada, dan juga membantu manajer
untuk melindungi perusahaan terhadap anacaman atau mengembangkan srategi yang
tepat yang dapat merubah ancaman menjadi bermanfaat bagi perusahaan. Dalam satu
lingkungan eksternal dapat menimbulkan ancaman, beliau mengelompokkan
lingkungan ekstern kedalam 2 (dua) kelompok yaitu :
(1) Lingkungan
luar mempunyai unsur-unsur langsung dan tidak langsung. Contoh unsur-unsur
tindakan langsung adalah pelanggan, pemerintah, pesaing, serikat pekerja,
pemasok, dan lembaga keuangan.
(2) Unsur-unsur tindakan tidak langsung, antara
lain : teknologi, ekonomi, dan politik masyarakat. Mengidentifikasi peluang dan
ancaman dapat diuraikan sebagai berikut : disini seorang manajer akan berusaha
mengidentifikasi peluang dan acaman apa saja yang sedang dan akan dialami. Kedua
hal ini merupakan faktor luar yang dapat mempengaruhi masa depan bisnis,
sehingga memang perlu untuk dicatat. Dengan demikian setia pihak yang berkepentingan
akan terangsang untuk menyiapakan tindakan, baik peluang maupun ancaman perlu
diberikan urutan sedemikian rupa sehingga perhatian khusus dapat diberikan
kepada yang lebih penting dan mendesak.
Pengembangan
koperasi dalam analisis SWOT meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
dengan berbagai indikator. Aspek keusahawanan dalam makalah ini meliputi aspek
pemasaran, aspek manajemen dan organisasi, aspek teknologi produksi, dan aspek
keuangan.
1. Aspek Pemasaran
Aspek
pemasaran pada Prim Dit Pol Air Polda Jateng merupakan fokus pemasaran atau sasaran
dari produk Prim Dit Pol Air Polda Jateng.
2. Aspek Manajemen dan Organisasi
Aspek
manajemen dan organisasi dalam makalah ini merupakan bidang manajemen dan
organisasi yang diterapkan di Prim Dit Pol Air Polda Jateng.
3. Aspek Teknologi Produksi
Aspek
teknologi produksi dalam makalah ini merupakan alat teknologi yang digunakan
oleh Prim Dit Pol Air Polda Jateng untuk memperlancar aktivitas yang ada di
koperasi tersebut.
4. Aspek Keuangan
Aspek keuangan merupakan bidang keuangan yang ada di
Prim Dit Pol Air Polda Jateng.
Sumber modal Prim Dit Pol Air Polda Jateng terdiri dari
simpanan pokok anggota, simpanan wajib, simpanan sukarela dan cadangan.
- Simpanan pokok Rp. 1.700.000,-
- Simpanan wajib Rp. 147.637.900,-
- Simpanan sukarela Rp. 362.715.100,-
- Cadangan Rp. 131.294.137,-
Jumlah Rp. 643.347.137,-
BAB
IV
ANALISA SWOT ASPEK KEUSAHAWANAN
4.1. Analisa SWOT Aspek Pemasaran
Prim Dit
Pol Air Polda Jateng memiliki fokus pemasaran yang ditujukan pada para anggota koperasi. Hasil identifikasi
di Prim Dit Pol Air Polda Jateng mengenai aspek pemasaran adalah sebagai
berikut :
1. Kekuatan
Kekuatan yang dimiliki pada aspek pemasaran di Prim Dit Pol Air Polda
Jateng adalah :
-
Pemasaran yang lebih fokus
-
Pemasaran yang tepat sasaran
-
Dapat terpenuhinya permintaan pasar
2. Kelemahan
-
Pemasaran
terbatas hanya pada anggota
-
Sulit
melakukan ekpansi keluar
3. Peluang
-
Adanya
aspek pemerataan yang diprioritaskan oleh pemerintah.
-
Kemauan
politik yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya tuntutan masyarakat untuk
lebih membangun koperasi.
-
Kondisi
ekonomi cukup mendukung eksistensi koperasi.
-
Adanya
peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi.
-
Daya
beli masyarakat tinggi.
4. Ancaman
-
Persaingan
usaha yang semakin ketat.
-
Masih
kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama dengan pelaku ekonomi lain dan
antar koperasi.
-
Kurangnya
kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi serta kurangnya kepedulian
dan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi.
-
Kurang
memadainya prasarana dan sarana yang tersedia di wilayah tertentu, misalnya
lembaga keuangan, produksi dan pemasaran.
-
Anggapan
masyarakat yang masih negatif terhadap koperasi.
-
Tarif harga yang ditetapkan pemerintah.
-
Menurunnya
daya beli masyarakat.
4.2.
Analisa SWOT Aspek Manajemen dan
Organisasi
Hasil identifikasi di Prim Dit
Pol Air Polda Jateng mengenai aspek manajemen dan organisasi adalah sebagai
berikut :
1.
Kekuatan
-
Telah
memiliki badan hukum.
-
Stukur
organisasi yang sesuai dengan eksistensi koperasi.
-
Keanggotaan
yang terbuka dan sukarela.
-
Kepengurusan
yang demokratis.
2.
Kelemahan
-
Lemahnya
dalam pengelolaan/manajemen usaha.
-
Kurang
pengalaman usaha.
-
Tingkat
kemampuan dan profesionalisme SDM koperasi belum memadai.
-
Kurangnya
pengetahuan bisnis para pengelola koperasi.
-
Pengelola
yang kurang inovatif.
-
Kurangnya
pengetahuan dan keterampilan teknis dalam bidang usaha yang dilakukan.
3.
Peluang
-
Undang-Undang nomor 25 tahun 1992, memungkinkan
konsolidasi koperasi primer ke dalam koperasi sekunder.
4.
Ancaman
-
Kurang efektifnya koordinasi dan sinkronasi dalam
pelaksanaan program pembinaan koperasi antar sektor dan antar daerah.
-
Persepsi
yang berbeda dari aparat pembina koperasi.
-
Lingkungan usaha yang tidak kondusif.
4.3. Analisa SWOT Aspek Teknologi Produksi
Hasil identifikasi di Prim Dit
Pol Air Polda Jateng mengenai aspek teknologi produksi adalah sebagai berikut :
1.
Kekuatan
-
Biaya rendah.
2.
Kelemahan
-
Kurangnya penguasaan teknologi
-
Minimnya dalam penggunaan teknologi
3.
Peluang
-
Potensi
yang mendukung dalam pelaksanaan kegiatan koperasi.
-
Dukungan kebijakan dari pemerintah.
4.
Ancaman
-
Peranan
Iptek yang makin meningkat.
-
Terbatasnya
penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi koperasi.
-
Pasar
bebas.
4.4. Analisa SWOT Aspek Keuangan
Hasil identifikasi di Prim Dit
Pol Air Polda Jateng mengenai aspek teknologi produksi adalah sebagai berikut :
1.
Kekuatan
-
Modal yang terus berkembang
2.
Kelemahan
-
Modal terbatas pada setoran dari anggota
3.
Peluang
-
Adanya kebebasan kepada anggota dalam menyetor dana
4.
Ancaman
- Modal
terbatas dari jumlah simpanan anggota
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan, dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1.
Aspek Pemasaran
Prim Dit Pol Air Polda Jateng di bidang pemasaran
mempunyai kekuatan bahwa koperasi ini dapat lebih fokus dalam bidang pemasaran.
Hal ini dikarenakan bahwa koperasi
ini hanya memberikan pelayanan kepada anggota koperasi. Selain itu pemasaran
dalam koperasi ini dapat mencapai sasaran dengan baik. Kekuatan lain adalah
koperasi dapat memenuhi permintaan anggotanya. Karena biasanya anggota
melakukan pemesaran barang yang diperlukan kepada koperasi, dan apabila di
dalam koperasi tidak menyediakan barang tersebut, koperasi akan melakukan
pemesanan kepada produsen yang bersangkutan. Hal ini sudah dilakukan oleh
koperasi, dan koperasi saat ini telah bekerja sama dengan toko elektronik.
Kerjasama ini dilakukan karena koperasi ingin mengembangkan bidang usahanya dan
ingin memenuhi permintaan dari anggota akan barang-barang elektronik.
2.
Aspek Manajemen dan Organisasi
Aspek manajemen dan organisasi pada Prim Dit Pol Air Polda Jateng telah
tersusun rapi sejak awal berdirinya. Manajemen dan organisasi pada koperasi ini dijalankan sesuai dengan
prosedur yang ada di koperasi. Kekuatan dari aspek manajemen dan organisasi
pada Prim Dit Pol Air Polda Jateng yaitu telah dimilikinya badan hukum
perkoperasian; stukur organisasi yang sesuai dengan eksistensi koperasi; keanggotaan
yang terbuka dan sukarela; kepengurusan yang demokratis.
3.
Aspek Teknologi Produksi
Prim Dit Pol Air Polda Jateng telah menggunakan
teknologi sebagai sarana untuk menunjang dan untuk mempermudah kegiatan
perkoperasian, misalnya untuk penyimpanan data dan untuk mengelola aktivitas
perkoperasian setiap hari.
4.
Aspek Keuangan
Keuangan atau modal pada Prim Dit Pol Air Polda Jateng
diperoleh dari simpanan anggotanya, baik simpanan pokok, simpanan wajib,
simpanan sukarela. Modal tersebut dikelola dengan baik oleh anggota dan
digunakan untuk anggota.
5.2. Saran
Organisasi
koperasi sebagai suatu sistem merupakan salah satu sub sistem dalam
perekonomian masyarakat. Organisasi koperasi hanyalah merupakan suatu unsur dari unsur-unsur
yang lainnya yang ada dalam masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya
dan saling berhubungan, saling tergantung dan saling mempengaruhi sehingga
merupakan satu kesatuan yang komplek. Dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya, organisasi koperasi sebagai sistem terbuka tidak dapat terlepas dari
pengaruh dan ketergantungan lingkungan, baik lingkungan luar seperti ekonomi
pasar, sosial budaya, pemerintah, teknologi dan sebagainya maupun lingkungan
dalam seperti kelompok koperasi, perusahaan koperasi, kepentingan anggota dan
sebagainya.
Jika koperasi dikaitkan dengan upaya kelompok-kelompok
individu yang bermaksud mewujudkan tujuan-tujuan umum atau sasaran-sasaran.
konkritnya melalui kegiatan-kegiatan ekonomis yang dilaksanakan secara bersama
bagi pemanfaatan bersama. Persamaan antara koperasi dan perusahaan kapitalis
dapat disebut sebagai berikut:
(1) Koperasi
maupun perusahaan kapitalis merupakan kegiatan usaha otonom, harus berhasil
mempertahankan dirinya dalam persaingan pasar.
(2) Harus
berhasil menciptakan efisiensi ekonomi.
(3) Harus
dapat meningkatkan kemampuan dalam keuangannya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
EDUCARE: Jurnal Pendidikan dan Budaya http://educare.e-fkipunla.net
Generated: 5 July, 2009, 19:59
2. Muenkner.
1988. Pengantar Hukum Koperasi. Bandung. UNPAD
3. Partadireja, Ace. 1995. Manajemen
Koperasi. Jakarta: Bhratara
4. Program Kerja dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Prim Dit Pol Air Polda Jateng tahun 2009, Primer Koperasi Kepolisian RI
Direktorat Kepolisian Perairan. Tahun 2009.
5. Ropke, Jochen. 1995. Kewirausahaan
Koperasi. Jatinangor : UPT Penerbitan IKOPIN
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar Anda